Deinterlace Video Interlaced Anda dengan QTGMC + AviSynth
Uploaded: April 30, 2025 at 12:13 AM
13 min read
Bagi yang tidak atau belum tahu, melakukan deinterlacing dengan QTGMC bisa mengubah file 25i/30i interlaced anda menjadi 50p/60p progressive dengan hasil deinterlacing yang sangat baik.
Cara Install AviSynth dan QTGMC
Pergi ke web AviSynth (http://avisynth.nl/index.php) untuk mendapat “AviSynth+“ dan juga berbagai plugins yang kita perlukan.
Scroll kebagian “Download AviSynth” dan pada section “Current Builds AviSynth+” klik Latest release (GitHub) yang akan membawa anda ke repo github “AviSynth+” (https://github.com/AviSynth/AviSynthPlus/releases). Pastikan download “AviSynth+” dengan VCREDIST (Visual C++ Redistributable) karena beberapa plugin memerlukan vcredist.
Setelah mendownload AviSynth, scroll web “AviSynth” hingga menemukan menu “Filters and Utilities” lalu pergi ke page “External Filters” pada web “AviSynth” http://avisynth.nl/index.php/External_filters
Klik “Source Filters” pada menu daftar isi lalu klik “FFmpegSource”.
Pergi ke bagian paling atas page, lalu pada menu daftar isi klik “Deinterlacing” klik “QTGMC”
Download “QTGMC”, kemudian scroll ke bagian “Requirements”
Download semua plugin yang terdapat di dalam “Core Plugins and Scripts”, yaitu MaskTools2, MVTools2, nnedi3, RgTools, Zs_RF_Shared.
Scroll kebawah sedikit, dan download juga windows builds dari “FFTW3 library”. Klik 64-bit version: fftw-…(versi fftw)…-dll64.zip
Kembali ke halaman utama AviSynth (http://avisynth.nl/index.php), scroll kebawah hingga “Filters and Utilities” dan klik “Utilities”
Kita akan memerlukan “AvsPmod”, sebuah IDE yang akan memudahkan kita untuk edit dan preview script yang kita akan buat kemudian. Kita juga akan memerlukan “VirtualDub2” untuk merender script yang kita buat dan terakhir (opsional) kita akan mendownload “Avisynth Info Tool” untuk mengecek apakah plugin kita terpasang dengan benar dan terbaca oleh Avisynth.
Jalankan aplikasi “setup AviSynth+” yang sudah kita download tadi.
Di bagian “Select Destination Location” saya menyarankan anda untuk menginstall “AviSynth+” ke folder User anda (contoh: C:/Users/(nama profil anda)/AviSynth+). Kenapa? Karena jika anda menginstall nya di “Program Files”, setiap anda akan “menginstall” plugin baru dengan melakukan copy-paste ke directory “AviSynth+”, system akan terus menerus meminta anda untuk konfirmasi (User Account Control prompt) yang tentu saja akan jadi annoying lama kelamaan. Tapi ini tidak wajib, saya hanya sekedar menyarankan saja.
Klik “Next”. Di bagian “Select Components” pilih “Add Avisynth Script to New items menu”. Ini akan memudahkan anda untuk membuat script “Avisynth” baru kedepannya hanya dengan melakukan right click pada folder tempat anda ingin membuat script.
Install “Avisynth”. Setelah proses instalasi selesai, aplikasi Setup mungkin akan menyuruh anda untuk restart komputer anda. Jika iya, klik restart. Jika tidak, instalasi artinya sudah selesai.
Memasang Plugins ke folder instalasi AviSynth
Navigasi ke folder tempat anda menginstall “AviSynth” (jika anda mengikuti saran untuk menginstall ke folder User anda maka C:/Users/(nama profil anda)/AviSynth+). Di dalam folder instalasi, anda akan menemukan folder “plugins”, “plugins+”, “plugins64” dan “plugins64+”. Folder dengan “+” adalah folder plugin untuk “AviSynth+”. “64” adalah untuk plugin yang menggunakan versi 64-bit. Kita akan menggunakan folder “plugins64+”.
Buka window Windows Explorer baru, lalu navigasi ke lokasi tempat anda mendownload file plugin dari web Avisynth tadi.
(Urutan menginstall tidak penting, bebas saja) Pertama, buka file archive ffms2. Masuk ke dalam folder “x64”, lalu select dan drag file “ffms2.dll” ke folder “plugins64+” AviSynth kita. Jangan drag file yang lain.
Lalu untuk plugin masktools2, buka archive lalu masuk ke dalam folder “x64” dan select dan drag file “masktools2.dll” ke folder “plugins64+” AviSynth kita.
Lalu untuk plugin mvtools, buka archive lalu masuk ke dalam folder “x64” dan select dan drag SEMUA file dalam folder. Yaitu: “DePan.dll”, “DePanEstimate.dll”, dan “mvtools2.dll” ke folder “plugins64+” AviSynth kita.
Lalu untuk plugin NNEDI3, ini akan sedikit membingungkan. Kita perlu mencari tahu apakah processor komputer kita hanya support instruction set “AVX” atau sudah support “AVX2”. Cara untuk melakukan pengecekan (untuk processor Intel) bisa lewat link ini: (https://www.intel.com/content/www/us/en/support/articles/000090473/processors/intel-core-processors.html). Di tutorial ini, saya menggunakan komputer dengan processor Intel Core i5-1240P (keluaran 2022) yang sudah support instruction set “AVX2”. Jika processor anda belum mendukung “AVX2”, gunakan “AVX”. Untuk versi “AVX2”, buka archive lalu masuk ke dalam folder “x64”, masuk ke dalam folder “Release_W7_AVX2” dan select dan drag file “nnedi3.dll” ke folder “plugins64+” AviSynth kita. Untuk versi “AVX”, buka archive lalu masuk ke dalam folder “x64”, masuk ke dalam folder “Release_W7_AVX” dan select dan drag file “nnedi3.dll” ke folder “plugins64+” “AviSynth” kita.
Lalu untuk plugin RgTools, buka archive lalu masuk ke dalam folder “x64” dan select dan drag file “RgTools.dll” ke folder “plugins64+” AviSynth kita.
Lalu untuk file dengan extension .avsi (ini adalah file plugin script AviSynth) seperti “QTGMC.avsi” dan “Zs_RF_Shared.avsi”, copy file ini ke folder “plugins64+” AviSynth kita.
Terakhir, kita akan memasang “fftw library”. Ini akan terasa agak rumit karena plugin ini harus kita pasang dalam folder system Windows. Buka window Windows Explorer baru, lalu pergi ke C:/Windows/SysWOW64. Buka file archive “fftw-…(versi fftw)…-dll64.zip” anda, cari “libfftw3f-3.dll” lalu lakukan select dan drag file ini ke Desktop anda. Lakukan rename pada file ini menjadi “FFTW3.dll”. Kemudian, lakukan select dan drag file “libfftw3f-3.dll” lagi ke Desktop anda. JANGAN LAKUKAN RENAME untuk file ini. Select dua file yang ada di Desktop ini, dan kita drag pada window Windows Explorer yang mengarah ke C:/Windows/SysWOW64 tadi. Jika anda tidak melakukan step 10 ini, QTGMC TIDAK AKAN BISA BERJALAN.
Memasang AvsPMod, VirtualDub2 dan Melakukan Cek Plugins dengan AVSInfoTool
Buka file AvsPMod.zip, kemudian buka window Windows Explorer lain dan navigasi ke dalam folder C:/Users/(nama profil anda). lalu select dan drag folder “AvsPMod” ke folder C:/Users/(nama profil anda).
Buka file VirtualDub2.zip, kemudian buka window Windows Explorer lain dan navigasi ke dalam folder C:/Users/(nama profil anda). Buat folder baru yang dinamakan “VirtualDub2”. Lakukan select all dan drag file dari VirtualDub2.zip ke dalam folder “VirtualDub2” yang baru anda buat tadi.
Terakhir, lakukan cek plugins dengan AVSInfoTool. Buka “AVSInfoTool.7z”, kemudian buka folder “AVSInfoTool112” lalu buka folder “AVSInfoTool_FilesOnly”. Jalankan “AVSInfoTool.exe”
Klik tab “Avisynth 64 bit”. Kita akan mendapatkan error “Plugins problem(s) found. Scroll down to the section “[Plugin errors/warnings]” to view them” INI ADALAH NORMAL. Setelah menutup error window tadi, lakukan scroll pada window aplikasi yang kita buka tadi hingga kebagian [Plugin errors/warnings]. Biasanya ada 3 error. Yaitu:
Function duplicates: “undefined”: “[InternalFunction]”“Undefined”: “C:\Users\(nama profil anda)\AviSynth+\plugins64+\Zs_RF_Shared.avsi”
“C:\Users\(nama profil anda)\AviSynth+\plugins64+\DePanEstimate.dll” requires the FFTW library for some functions. Note: ‘libfftw3f-3.dll’ can be downloaded here: ‘libfftw3f-3.dll’ should be placed in “System32” and/or “SysWoW64”
“C:\Users\(nama profil anda)\AviSynth+\plugins64+\mvtools2.dll” requires the FFTW library for some functions. Note: ‘libfftw3f-3.dll’ can be downloaded here: ‘libfftw3f-3.dll’ should be placed in “System32” and/or “SysWoW64”
Ini adalah normal. Namun, jika terdapat lebih dari 3 error ini, artinya ada proses pemasangan/penginstalan yang gagal anda ikuti. Silahkan kembali lagi ke atas/mengulang proses instalasi.
Lihat ke bagian [C++ Plugins (64 bit)]. Seharusnya, semua file yang tadi anda pindahkan ke dalam folder “plugins64+” akan terlihat di list ini.
Lihat ke bagian CPU. Anda juga bisa melihat instruction set apa yang didukung oleh CPU komputer anda, dan juga jumlah physical core dan logical core yang CPU anda miliki. Ini akan penting untuk proses scripting nantinya.
Proses Scripting dan Memakai AviSynth+ dengan QTGMC
Buat folder baru untuk tempat kita menyimpan script dan juga file yang akan di deinterlace.
Right click di dalam folder yang anda buat lalu pilih “New” -> “AviSynth+ Script”. Nama nya bisa apa saja. Buka file “.avs” yang baru anda buat tadi dan pastikan “AvsPmod” terbuka secara otomatis. Jika tidak, right click pada file yang baru dibuat tadi, “Open with” -> “Choose another app” -> scroll ke bawah dan pilih “Choose an app on your PC” -> lalu pergi ke folder “AvsPmod” anda (jika mengikuti contoh saya maka berada di “C:/Users/(nama profil anda)/AvsPmod64/AvsPmod.exe”)
Di dalam “AvsPmod”, setelah membuka file “.avs” yang baru kita buat tadi, bisa mengikuti template boilerplate dibawah ini:
Command
Tujuan
SetFilterMTMode (“QTGMC”, 2)
(Opsional) Mengatur mode multithreading untuk QTGMC.
FFMPEGSource2(“file.MPG”, atrack=1)
Input Source video anda dengan audio track 1. Ubah “file.MPG” dengan nama file yang ingin anda deinterlace. “atrack=1” akan memilih audio yang berada di track 1. Jika anda tidak mendengar audio dari file, bisa coba mengubah value “atrack” menjadi “atrack=-1” untuk deteksi otomatis track audio. Hanya gunakan value “atrack” selain “-1” dan “1” jika anda memiliki lebih dari 1 audio track dalam file anda.
ConvertToYV12()
(Opsional) Mengubah color space. Anda mungkin tidak memerlukan fungsi ini. Hanya pakai fungsi ini jika file video anda tidak menggunakan Chroma subsampling 4:2:0. (Contoh: file dari MiniDV menggunakan chroma subsampling 4:1:1) “ConvertToYV12()” akan mengubah video anda menjadi chroma subsampling 4:2:0, yang kemudian bisa dipakai oleh QTGMC. QTGMC hanya mendukung YUY2 (4:2:2), dan YV12 (4:2:0). YUY2 biasanya hanya digunakan dalam lingkungan professional.
AssumeBFF() atau AssumeTFF()
Field scan order pada file interlaced anda. Below Field First adalah yang paling biasa digunakan. Pilihan lainnya adalah Top Field First. Top Field First biasanya digunakan pada device modern seperti DVD atau di lingkungan professional. Anda bisa bereksperimen dengan mencoba kedua field scan order ini. Jika video tampak “jittering” atau maju mundur, kemungkinan besar field scan order anda salah. Coba gunakan mode field scan order lain.
QTGMC(preset=”Slower”, EdiThreads=6)
Command untuk QTGMC. Preset yang tersedia adalah “Fastest”, “Faster”, “Medium”, “Slower”, “Very Slow”, “Placebo”. “Slower” direkomendasikan karena kualitas nya yang cukup baik dan tidak terlalu lama prosesnya. EdiThreads adalah jumlah cores yang akan digunakan untuk QTGMC. Contoh penggunaan: Jika Processor cores CPU anda 12, gunakan EdiThreads 6 (dibagi dua). Jika proses konversi tidak stabil/gagal, turunkan EdiThreads satu per satu. Jika anda ingin bereksperimen, QTGMC memiliki dan mendukung SANGAT BANYAK argumen lainnya. Informasi lebih lanjut ada di: (http://avisynth.nl/index.php/QTGMC)
BilinearResize(1024,576)atau LanczosResize(1024,576) atau Spline64Resize(1024,576)
Resize atau upscale file anda ke resolusi ini. Karena saya menggunakan handycam PAL dengan output resolusi 720×576 dengan pixel aspect ratio (1.250:1), maka untuk mengkonversi ke aspect ratio 16:9 saya menggunakan resolusi 1024×576. Untuk upscale ke 720p, bisa menggunakan 1280×720. Untuk NTSC, dengan aspect ratio 4:3 bisa menggunakan Spline64Resize(720,540). Gunakan BilinearResize() jika anda ingin melakukan resize dengan kecepatan cepat dan menggunakan resource CPU yang minim, namun kualitasnya tidak terlalu bagus.Gunakan LanczosResize() jika anda ingin “upscaling” dengan output dengan kualitas sedang. Seimbang antara kualitas dan kecepatan.Gunakan Spline64Resize() jika anda ingin “upscaling” pada output dengan kualitas tinggi, namun memakai resource CPU yang banyak.
Prefetch(14)
Prefetch adalah jumlah logical cores yang digunakan untuk QTGMC. Contoh penggunaan: Jika Logical Processors anda 16, gunakan Prefetch 14 (dikurang dua).
Masukan script “template boilerplate” ke dalam project “AvsPmod” anda. Anda bisa bereksperimen dengan memberi “#” sebelum fungsi tertentu untuk mematikan fungsi tersebut. Contoh:
Akan mematikan plugin “QTGMC” dan fungsi “Spline64Resize”.
Klik F5 atau Fn+F5 untuk menjalankan preview scriptnya kemudian tekan Play pada “AvsPmod”.
Contoh kerja fungsi Spline64Resize:
(Sebelum Spline64Resize()) 720×576, pixel aspect ratio (1.250:1)
(Setelah Spline64Resize(1024,576)) 1024×576, pixel aspect ratio (16:9)
Contoh kerja plugin QTGMC:
(Sebelum QTGMC (no deinterlacing))
(Setelah QTGMC (deinterlaced))
Setelah ber-”eksperimen” dan menurut anda hasilnya sudah cukup, lakukan “Save” pada script anda.
Melakukan Rendering Script Anda dengan VirtualDub
Buka folder VirtualDub anda (jika mengikuti tutorial ini, maka “C:/Users/(nama profil anda)/VirtualDub2/VirtualDub64.exe”)
Select dan Drag file script “.avs” yang anda buat tadi ke window “VirtualDub2”.
Preview video harusnya sudah bisa terlihat. Anda juga bisa menambahkan filter-filter lain di “VirtualDub2” lewat Tab “Video” -> “Filters” jika diperlukan.
Untuk mengatur codec video untuk output, pergi ke Tab “Video” -> “Compression”. Di window “Select video compression” anda bisa mengatur codec video yang akan digunakan pada file output nantinya. Saya disini menggunakan “x264 8 bit – H.264/MPEG-4 AVC codec” karena saya ingin file nya “.mp4”. lalu klik “Configure” untuk mengatur konfigurasi codec “x264” nya. Kurangi “Ratefactor” untuk menambah bitrate dan menambah kualitas video output, atau Tambah “Ratefactor” untuk mengurangi bitrate dan mengurangi hasil video. Value yang direkomendasikan adalah dari “18” sampai “23”. Saya mengatur “Ratefactor” pada “22”. Jika anda ingin kualitas video tertinggi untuk di edit nantinya, gunakan video codec “FFmpeg / Apple ProRes (iCodec Pro)” dengan konfigurasi “Profile” di mode “High Quality” dan dengan value “Quality” yang direkomendasikan mulai dari “9” (tertinggi) hingga “13” (terendah). Jika benar benar tidak ingin ada kualitas hilang, set value “Quality” ke “5”
Untuk mengatur codec audio untuk output, pergi ke Tab “Audio” -> “Full Processing Mode”. Kemudian buka kembali Tab “Audio” -> “Compression”. Di window “Select audio compression” anda bisa mengatur codec audio yang akan digunakan pada file output nantinya. Saya disini menggunakan “FFmpeg AAC” kemudian lakukan konfigurasi dengan klik “Configure” dan mengatur “Bitrate/Channel” ke “256kbit/s” Jika anda ingin kualitas audio tertinggi, pada Tab “Audio” -> “Compression” pilih “No Compression (PCM)”
Setelah mengatur codec video dan audio, untuk menyimpan file (export), klik Tab “File” -> “Save video…”. Kemudian ubah container file (Save as type) dari “.avi” menjadi “MP4 (MPEG-4 Part 14) (*.mp4)” jika anda menggunakan codec “H.264” atau jika anda menggunakan codec “Apple ProRes”, gunakan “QuickTime / MOV (*.mov)”. Klik “Save” jika sudah selesai mengatur nama file dan container file. Anda akan melihat window status rendering, “Projected file size” mengukur perkiraan besar file output, dan “Total time (estimated)” memperkirakan kapan proses export akan selesai.
Selesai!
Silahkan bandingkan video “before” anda melakukan proses deinterlacing dengan QTGMC + AviSynth dengan video “after” anda melakukan proses deinterlacing. Canggih bukan?
Jika anda mencapai titik ini, Terima kasih sudah mengikuti tutorial saya. Jika ada pertanyaan lebih lanjut bisa lewat komentar dibawah. Terima kasih dan sampai jumpa!